Beauty on a budget: Pixy Silky Fit Lipstick

Mengusung slogan andalan bahwa cantik gak harus mahal, saya mau share salah satu produk lokal yg saya suka, yaitu Pixy Silky Fit Lipstick. Kebetulan sepertinya Pixy sedang merubah image sehingga produk-produknya juga berubah dari segi kemasan hingga konsep warna. Kalo menurut saya, sekarang kemasan Pixy jadi lebih girly karena nuansanya lebih ke pink. Harganya pun sangat masuk akal, hanya IDR 27.000, yang masih sering dapat diskon di gerai-gerai kosmetik tertentu. Jadi nambah alasan buat beli lebih dari satu. Hahahahaha..

Ada 3 warna yang saya pilih, yaitu 507 Autumn Apricot, 509 Be Brownies, 213 Apple Crepe. Dari namanya mungkin sudah bisa ditebak kalo gradasinya pink kecoklatan atau warna nude bibir. Kebetulan memang saya gak suka pake lipstik warna mentereng. Gak pede aja. Jadi saya pasti larinya ke warna itu lagi itu lagi.

Ini 3 kemasan dengan 3 shade pink yang beda. Cantik kan?


Ki-ka: 507 Autumn Apricot, 509 Be Brownies, 213 Apple Crepe

Atas-bawah: 507 Autumn Apricot, 509 Be Brownies, 213 Apple Crepe
Kebetulan semua jatuhnya di bibir saya nude. Aman buat pemakaian sehari-hari. Kalo soal awet sih, ya jangan ditanya deh. Kayaknya semua lipstik bubar jalan kalo dipake makan. Tp karena warnanya nude, jadi buat saya gak terlalu keliatan bedanya kalo lipstiknya bubar jalan. Tinggal touch up aja kalo mau balik cakep. Hehehehe..

Saya pribadi suka banget dengan 509 Be Brownies karena jenisnya semi matte. Yg dua lainnya itu kebetulan jenisnya satin. Karena bibir saya suka pecah-pecah, saya gak terlalu betah pake lipstik matte karena jadi keliatan kalo pas pecah-pecah. Semi matte ini terasa cukup kering, tapi gak berlebihan. Jadi buat saya sih, oke banget. Tinggal nyari keberanian buat beli gradasi warna yang lain, biar ketauan kalo ganti lipstik. Hahahaha...

Eyeshadow refill: Cara hemat beli eyeshadow

Salah satu trik saya (sekaligus alibi) untuk ngirit beli eyeshadow, adalah memilih eyeshadow versi refill, daripada dalam bentuk palette yg udah jadi. Keuntungan pertama: bisa memilih warna yang betul-betul kita sukai dan butuhkan. Coba, berapa kali kita beli eyeshadow palette yg endingnya cuma satu-dua warna aja yg kepake karena warna lainnya gak sesuai selera? Buang-buang uang kan? Keuntungan kedua: pilihan warna eyeshadow refill kadang tidak dijumpai di versi palette yang kecil. Adanya seringkali di versi palette besar yg isinya 10-12 warna. Mahal kan kalo beli? Keuntungan ketiga: beli versi refill ini juga sangat memudahkan untuk menyusun sendiri palette favorit saya yang sewaktu-waktu bisa saya susun ulang sesuai kebutuhan. Tipsnya sudah pernah saya post disini.

Nah, kali ini saya mau berbagi eyeshadow refill favorit saya, yaitu merek lokal Make Over dan LT Pro. Ini termasuk eyeshadow refill favorit saya karena ukurannya besaaaar, 3.5 g untuk Make Over dan 3 g untuk LT Pro (jadi bisa irit gak abis-abis), dan yang paling penting, pigmented. Gak perlu galau pakai eyeshadow base karena warnanya udah keluar. Plus ini merek lokal, sehingga gak perlu pakai susah dan nyari online shop kalo mau beli lagi. Harga juga masih terjangkau kantong. Kurang apa cobaaaa?? Hehehehe..

Karena saya sering dibilang beraninya beli warna itu lagi, itu lagi (alias warna tanah / nude), akhirnya saya beranikan beli warna yang agak lain dari selera saya biasanya. Untuk eyeshadow Make Over, pilihan akhirnya jatuh di dua warna, yaitu turqoise (hijau toska) dan copper (tembaga). Untuk eyeshadow LT Pro, saya memilih ES 06 yang warnanya pink keemasan. Sempet agak ragu pas mau beli, takut warnanya gonjreng kayak nyai blorong, tapi ternyata cakeep dipakai. Sama sekali gak norak.

Tampilan kemasan eyeshadow refill dari Make Over. Cukup aman untuk disimpan.

Tampak belakang kemasan. 3.5 g itu awet lho makenyaaaa..

Swatch di kulit, gak segenjreng tampilannya. Aman dipakai buat sehari-hari.

Ini eyeshadow refill dari LT Pro. Sekilas mirip banget. Kemasannya juga hitam tapi tutupnya transparan.

Dari segi ukuran, beti sama Make Over. LT Pro hanya 3 g. Tapi tetep gede juga lhooo..

Walaupun warna ES 06 ini keliatan pink, ketika diaplikasikan malah lebih cenderung ke keemasan. Cantik dan natural untuk pemakaian sehari-hari. Gak segenjreng emas dan sepucat pink biasa. Lucu lah warnanya.
Buat penggemar warna matte, ada juga kok pilihan refill yang matte. Karena kebetulan saya punya lumayan banyak juga warna matte, jadi pilihan saya jatuh ke warna shimmer. Untungnya lagi, shimmernya gak bikin kita kelap-kelip kayak lampu disko. Masih bisa dipakai di pagi hari kok. Yang penting sih, hemat dan sesuai keinginan. Siapa bilang cantik itu harus mahal? ^^

Nude by Nature: On-the-go Refillable Travel Brush

Berhubung muka saya berminyak, bedak tabur selalu jadi pilihan utama. Sayangnya, seringkali bedak tabur itu gak travel-friendly. Sering banyak kecelakaan di perjalanan, entah tumpah, entah berhamburan. Sediiih..
Makanya, saya girang banget bisa nemu refillable travel brushnya Nude by Nature di internet, dan minta dikado sama sahabat saya yg lagi Australia. Eh, dibeliin setelah dipaksa. Asiiiiikk..

Travel brush ini bentuknya sangat praktis. Ya iyalah, namanya juga travel brush. Kemasannya juga cantik, ungu dan elegan. Di bagian bawah ada area untuk mengisi bedak, dan bagian atas adalah kuas yang bisa diputar. Praktis banget untuk bepergian, plus higienis. Gak ada lagi namanya bedak berhamburan, dan kuas yg gepeng2 di perjalanan. Mau diisi bedak, shimmer powder, dll, bebas aja sesuai selera. Mana kuasnya juga lembut banget. Gak kayak kuas-kuas yang kasar di wajah. Suka bangetlah pokoknya.

Travel brush ini dilengkapi dengan sendok kecil bawaan, untuk mempermudah pengisian.
Bagian bawah yang berwarna transparan ini adalah tempat mengisi bedak. 

Putar bagian transparan ini hingga terlepas untuk melakukan pengisian.

Dengan bantuan sendok kecil bawaan, isi bedak ke dalam bagian transparan.

Tuang bedak hingga wadah terisi penuh.

Kembalikan tempat bedak ke posisi semula.

Pastikan tempat bedak sudah terpasang rapat, dan siap dipakai.

Putar kemasan untuk mengeluarkan kuas. Bisa dilihat kualitas kuas yang cukup tebal dan lembut.

Setelah beberapa kali usap, akan terlihat butiran-butiran bedak di kuas. Berarti kuas ini sudah siap digunakan.

Putar kembali kemasan setelah pemakaian. Ini akan menjaga kuas tetap bersih dan bedak tersimpan di tempatnya.

Travel brush siap ditenteng kemana saja. Praktis kan?
Buat yang tertarik, bisa lihat detil travel brush ini di webnya. Atau bisa maksa titip temen kayak saya. Hihihihi.. Untuk produk lokal, sebetulnya ada yang mirip, yaitu Refillable Powder Brush-nya Masami Shouko. Tapi saya kurang suka karena kualitas kuasnya jauh beda. Bisa dilihat di tampilannya. Tapi yaaa.. bolehlah daripada gak ada. Sama juga fungsinya kok. Yang jelas, urusan touch up jadi gak ribet! hehehehe..




DIY: Your fave palette

Siapa yg suka ngiler liat eyeshadow palette, tapi yg ditaksir cuma beberapa warna aja? *tunjuk tangan* Trus karena udah kadung ngiler, berakhir dgn memboyong beberapa palette karena jatuh cinta dgn 2 warna disini dan 1 warna disana. *tunjuk tangan lagi* Nah, yg begini ini yg bikin repot kalo travelling karena bikin galau pengen bawa warna-warna favorit, tapi males bawa beberapa palette. Atau ngeselin ngeliat satu palette yg abis cuma warna itu aja, lainnya utuh. *mau tunjuk tangan lagi kok ya agak malu*

Bisa diliat dari seringnya saya tunjuk tangan, kalo hal tadi itu curcolan saya. Kayaknya enak ya kalo bisa nyiptain palette kesukaan saya sendiri, yg isinya warna-warna favorit saya. Saya sendiri hobi beli refill eye shadow yg kemasannya satuan, tapi trus ribet nyimpennya. Gampang ilang, gampang remuk karena entah ketiban apa, dan sebagainya. Jadi ragu mau beli akhirnya. Pengen beli palette case yg kosong, tapi entah dimana belinya. Nyari ke toko2 peralatan salon, gak ada yg jual. Putus asa? Jelas belum. Ide lain muncul ketika melihat kemasa Too Faced yg seperti kaleng. Trus kepikiran, kenapa gak bikin eyeshadow palette dari tempat pensil? Kan mirip tuh.. Dan perburuan pun dimulai...

Bahan yg dibutuhkan: tempat pensil yg kecil dan tipis (supaya letak eyeshadow tidak terlalu dalam), atau kotak kaleng kecil yg tipis, tack-it untuk merekatkan eyeshadow, eyeshadow refill. Ada yg belum tau tack it? Silahkan lihat bentuk tack it disini. Gampang banget dicari di toko alat tulis, dan bisa dipakai ulang. Lebih efektif dari selotip bolak-balik karena tidak merusak dan mudah dilepas dan direkatkan kembali. Praktis kalau mau menata ulang palette.

Ada dua macam kotak yg saya pakai. Kotak pensil kecil panjang bermotif Paris ini, dan kotak kecil bermotif jepang lucu ini. Kalau tidak ingin terlihat merebut kotak pensil anak atau adik anda, pilih motif kotak yg lebih abstrak sehingga berkesan agak dewasa.

Kotak ini hasil lirikan gak sengaja di hypermart. Ukurannya pas buat refill eyeshadow saya yg besar.
Ini tampak dalamnya. Bisa dilihat kalo kotak pensilnya lebih dalam daripada yg saya inginkan. Tapi gak papa kok.

Sebagian eyeshadow refill saya. Bisa dilihat ukurannya beragam. Jadi memang butuh kotak yg berukuran beda.
Nah, ini tack it keluaran faber castell yg akan berfungsi sebagai perekat eyeshadow ke kotak kaleng
Cukup ambil sedikit saja tack it. Tidak perlu dalam potongan besar karena tack it ini sudah melekat dalam ukuran kecil
Rekatkan tack it di belakang kemasan eyeshadow.

Rekatkan eyeshadow ke kotak kaleng, atur warna sesuai selera
Karena kotak cukup dalam, bahkan eyeshadow bisa direkatkan di bagian tutupnya. Lumayan, irit tempat.
Untuk eyeshadow ukuran kecil, kotak pensil ini sempurna ukurannya. Saya merekatkan juga kuas eyeshadow ke tutupnya untuk kepraktisan.

Jadi deh eyeshadow palette favoritmu!
Unik dan mudah kan? Dijamin eyeshadow palette ini lain daripada yg lain. Selain isinya sesuai dengan keinginan, motif dan ukuran kotaknya pun bisa bervariasi sesuai selera. Gara-gara ini, saya jadi lapar mata kalo liat kotak kaleng kecil, plus tambah lapar mata liat eyeshadow refill. Habis gimana dong? Hahahahaha..

DIY: Homemade bronzer

Pernah mencoba buat makeup sendiri? Emang bisa? Bisa banget. Coba aja google dengan kata kunci homemade makeup. Pasti akan banyak sumber yg muncul. Bisa banget jadi alternatif buat teman-teman yg kuatir dengan kandungan bahan kimia di makeup, atau yg pengen cari alternatif natural untuk pengganti makeup, atau buat yg pengen coba sekalian memanfaatkan bahan yg ada di dapur. Ya kalo kita aja mau makan bahan-bahan ini, apa salahnya mencoba mengoleskan di kulit kan?

Yg sudah saya coba dan berhasil, adalah homemade bronzer. Kalo buat saya yg berkulit coklat, bronzer ini berfungsi membuat wajah saya segar dan bersemu sehat tanpa kelihatan menor seperti kalo memakai blush on biasa. Cocok banget untuk penampilan natural sehari-hari. Bisa juga dipakai sebagai contouring powder kalo dibuat agak gelap. Sesukanya aja deh.

Bahan yg dibutuhkan: tepung maizena, coklat bubuk, kayumanis bubuk, dan pala bubuk. Coklat bubuk berfungsi untuk membuat shade lebih gelap, kayumanis berfungsi untuk membuat wajah bercahaya, dan pala berfungsi untuk membuat shade lebih terang. Jadi kalo ingin lebih gelap, tambahkan coklatnya. Ingin lebih terang, perbanyak palanya. Saya mencoba dengan komposisi 1 sdt maizena, 1/2 sdt coklat, 1/2 sdt kayumanis dan 1/2 sdt pala. Kalo dirasa warnanya belum pas, silahkan ditambah atau dikurangi komposisi bahannya.

Bahan yang dibutuhkan. Komposisi sesuai warna yg diinginkan.

Campur semua bahan jadi satu hingga merata. Pastikan butirannya halus dan tidak menggumpal,

Setelah warna yg dikehendaki sudah didapat, letakkan dalam container kecil. Bronzer siap digunakan.
Saya membaca di internet bahwa kayumanis bubuk bisa menyebabkan iritasi bagi kulit sensitif. Untuk amannya, coba homemade bronzer ini di tangan dulu, dan diamkan beberapa saat. Jika tidak terjadi hal-hal yg tidak diinginkan, baru dipakai ke wajah. Kebetulan kulit saya termasuk kulit tahan banting. Jadi aman-aman aja. Yg nyenengin adalah baunya yg enak dan bikin lapar kayak kue. Hehehehehe.. Staying power? Karena kebetulan saya membuat shade warnanya gak jauh dari warna kulit, gak terlalu bisa liat seberapa tahan warna bronzer ini di muka saya. Abis mirip sih. Hahahaha.. Yg jelas sih, saya cukup puas dgn percobaan ini. Saya pakai homemade bronzer ini kalo lagi malas pake makeup yg keliatan. Udah natural, cruelty free, dan enak baunya. Mau coba?

DIY: Deep conditioning: perawatan untuk rambut kering

Rambut saya ini masuk golongan kering dan mengembang. Jadi kalo abis keramas bisa megar kayak lion king dan kemripik kayak kerupuk kalo gak pake conditioner. Kalo gak pake conditioner? Walah, bisa stress saya nyisirin rambut. Udah kering, kusut pula. Hadeeeeh..
Nah, kebetulan suatu saat saya salah beli conditioner. Rencananya sih, pengen beli conditioner murmer di toko peralatan salon. Yg penting banyak gituuu. Eh, baunya sih enak, tapi blas gak bikin rambut lembut. Gak ada efeknya malah di rambut saya. Hiks... Akhirnya saya eksperimen aja untuk mencampur conditioner ini dengan Rice Bran Oil yg emang masih buanyak gak abis-abis (bisa baca postingan saya soal Rice Bran Oil disini) untuk melakukan deep conditioning. Semacam proses mengembalikan kelembaban rambut yg sering disiksa terik matahari dan peralatan seperti hairdryer, curling iron, dll. Kalo lagi gak sempat atau malas ke salon untuk creambath atau hair spa, cara praktis ini bisa ditempuh lho. Selain kalo buat saya sih, pemanfaatan barang yg ada di rumah. 

Caranya gampang banget kok. Tinggal sediakan conditioner yg biasa kamu pake, dan Rice Bran Oil (atau mau pake Olive Oil juga bisa), dicampur rata, dan dioleskan ke rambut 30 menit sebelum keramas. 

Yang harus disiapkan: mangkok, sendok utk mengaduk, conditioner, RBO

Tuangkan conditioner secukupnya sesuai dengan kebutuhan (panjang rambut)

Tuangkan RBO secukupnya. Kalo dirasa kurang cair, bisa ditambahkan.

Aduk hingga merata.

Conditioner ini siap dioleskan. Teksturnya lembut dan tidak terlalu cair.

Setelah campuran conditioner dan minyak sudah tercampur rata, usapkan ke rambut secara merata. Setelah rambut diolesi seluruhnya, tutup rambut dengan shower cap plastik. Tau kan kalo di salon rambut kita dimasukkan ke helm antariksa untuk dihangatkan? Nah, fungsinya shower cap ini juga sama. Karena conditioner memang berfungsi maksimal di suhu tertentu alias suhu yg cukup hangat. Makanya lebih efektif kalo rambut yg diberi conditioner itu ditutupi dengan shower cap. Idealnya sih kalo kita punya mesin penghangat seperti di salon ya. Karena kayaknya gak ada yg punya alat begituan di rumah (apalagi di kos), bisa hangatkan rambut yg ditutupi shower cap itu dengan hair dryer yg dipasang ke panas medium. Begitu sudah cukup hangat, diamkan selama 30 menit, dan keramas seperti biasa. 

Kalo bisa, lakukan proses ini seminggu sekali, pas santai di akhir minggu. Terasa lho bedanya. Rambut jadi makin halus dan lembut. Cukup 30 menit aja sebelum keramas. Lumayan sambil nyapu2 kamar atau nonton2 tivi. Tau-tau udah lebih 30 menit. Efektif, murah, dan bisa dikerjakan sendiri di rumah. Selamat mencoba!


Beauty on a budget: Bedak Fanbo Hoi Tong

Setiap kali saya masuk toko swalayan, saya selalu nyempatin diri untuk lewat di bagian kosmetik. Gak untuk beli atau apa, ya cuma seneng aja liatnya. Waktu saya belum doyan dandan pun, selalu seneng liat kemasan kosmetik yg warna-warni, cantik-cantik dan lucu-lucu. Kalo ada yg menarik, ya liatnya agak lamaan, sekalian merenungi isi dompet. Hehehehehe...
Ritual inilah yg akhirnya bikin saya memboyong pulang bedak Fanbo Hoitong ini. Asli, saya gak ada niatan beli. Waktu itu yg bikin saya penasaran adalah kemasannya yg super vintage. Akhirnya nanya ke mbak BAnya, dan dikasih tau kalo itu bedak, yg bisa juga dijadikan masker. Berhubung harganya murah pake banget, cuma 6.000 IDR, ya akhirnya saya beli aja. Kata suami saya, ini bedak Gong Li karena kemasannya kayak bedak putri Cina gitu. Hahahaha.. Dan ternyataaaa, saya suka banget bedak ini. Gak nyangka pokoknya!


Beginilah wujud kemasannya. Vintage banget ya?

Tampak samping

Ada tulisannya, yg asli berarti ada gambar uang emas dan wanita cantik. Hehehehe

Beginilah wujudnya setelah dibuka. Bentuknya seperti bedak dingin yg dipadatkan.


Gak yakin juga apa fungsi spon tipis yg nempel di bagian tutupnya. Dan bedak ini ngingetin saya sama semacam kue sagu yg bentuknya padat tapi gampang hancur kalo digigit (salah fokus).

 Bisa dilihat kan kalo emang bentuknya jadul. Buat sebagian orang pasti dianggap bedak abal-abal. Tapi buat kalian yg doyan sama bedak Marcks', bedak ini ternyata gak kalah lho. Selain harganya lebih murah, yg paling nyenengin dari bedak ini adalah oil controlnya. Buat muka saya yg kombinasi kering dan berminyak, bedak ini ampuh bikin muka saya gak kayak kilang minyak sampe pulang kerja. Ciamik pokoknya. Dan buat yg gak tahan baunya bedak Fanbo Gloria yg pernah saya post di sini, bedak Hoi Tong ini malah gak berbau. Jadi aman buat yg hidungnya sensitif. Kebetulan bedak ini juga mirip banget dengan bedak Marcks' yg punya 3 shade warna: putih, kuning langsat dan pink. Buat yg suka maskeran ala bedak dingin jaman dulu, bisa juga mengalihfungsikan bedak ini jadi masker. Oke banget kan? Siapa bilang barang murah gak berkualitas?
Yang jelas, saya jatuh cinta dan bakalan terus pake bedak ini. Kelemahannya yg utama cuma satu sih. Agak susah bawa bedak ini travelling karena gampang berguguran di perjalanan. Jadi kalo travelling saya tetep bawa bedak padat biar praktis. Selebihnya? Cintaaaaa.. Hahahaha..





Red A Compact Powder: Translucent

Ini adalah salah satu hasil belanjaan yang alasannya bukan karena butuh, tapi karena warnanya lucu. Iya, saya tahu alasannya bodoh, tapi saya lemah iman sama benda-benda lucu. Jadilah saya akhirnya memboyong pulang Red A Compact Powder Translucent ini. Apa sih bedanya benda ini dengan bedak biasa? Menurut keterangannya, bedak ini bersifat transparan yang dapat mengikuti warna kulit kita, sehingga gak keliatan kayak pake topeng. Semacam bedak bunglon gitu. Cocok buat kulit apa aja (katanya lhooo..). Sekilas penampilannya putih biasa, tapi kalo diperhatikan, bedak ini ternyata warna-warni mozaik gitu. Lucuuuu..

Walaupun samar, kelihatan kalo bedaknya mozaik warna ungu, biru, pink dan kuning.

Walaupun warna-warni, kalo dicolek, bedak ini warnanya putih. Cukup seram buat orang yg kulitnya coklat kayak saya. Mulai serem kalo ntar salah dikira mau pantomim. Ternyata, setelah di usap ke kulit, gak keliatan putih ataupun warna-warni, tapi langsung membaur dengan kulit, dan meninggalkan efek shimmer (yg untungnya sangat soft, jd gak kayak lampu disko).

Colekan pertama tampak seram putihnya.

Ternyata di kulit jadi cukup transparan, dengan efek shimmer yg gak lebay.

Dari segi kemasan, bedak ini biasa aja. Warna kotaknya pink, sangat girly. Tapi kemasan bedaknya sendiri berwarna pink nanggung. Agak diluar model kemasan Red A yang biasanya putih.





Bedak ini dibandrol dengan harga IDR 20.700. Sangat budget-friendly. Dan di saya malah beralih fungsi bukan jadi bedak, tapi saya fungsikan buat highlight. Alih-alih bisa hemat gak perlu beli highlight yang mahal, dan shimmernya gak bikin blink-blink serem di siang bolong. Lumayaaaan.. ^^
































































































































































My readers

Translate